Sabtu, 24 Oktober 2015

Berita Sex Majikan Butuh Belain

Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerita Sex, Cerita Lesbian, Cerita birahi, Cerita Hot, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Ganas, Cerita Seksualitas, Cerita Bispacx Terbaru.

Berita Sex Majikan Butuh Belain

Cerita ini menceritakan kisah tentang perselingkuhan , kisah ini seorang penjaga rumah sebut saja sutarjo di pagi yang cerah itu tiba-tiba saat mereka pada sarapan di panggil lah namaku itu jo..jo sutarjo. Suaminya bilang padaku bahwa ia akan tugas keluar kota mungkin selama tiga minggu karena ada masalah di kantornya. Suaminya titip padaku untuk menjaga rumah dan istrinya padaku. Dengan patuh aku sanggupi permintaan suaminya itu. Dan sejak saat itu pun aku semakin bertambah tugas dengan memastikan keadaan majikanku itu.
Baca Cerita seru lainya Nikmatnya Pelukan Rina

Berita Sex Majikan Butuh Belain

Beberapa hari ini aku jadi kehilangan kesempatan untuk melihat aktifitas kamar majikan putri itu. aku jadi susah tidur, padahal aku setiap hari sebelumnya selalu melihat aktifitas di kamar itu dan sempat bermasturbasi barulah aku tertidur. Memang aku akui di usiaku yang tidak muda lagi ini libidoku sering timbul. Namun kepada siapa aku akan menyalurkannya, sedang istriku di Sumatera bersama anakku. Untuk memenuhi hasrat libidoku, pada malam yang dingin itu aku mengintip majikanku itu di kamarnya. Rupanya ia masih belum tidur dan hanya berbaring di ranjang. Tampaknya ia sedang merindukan belaian dari suaminya. Namun karena suaminya sedang tidak tidak ada ia menjadi kelihatan gelisah di tempat tidurnya. Aku memperhatikan Neng Nadya selalu menggeser geserkan guling di ranjangnya yang luas itu ke arah kemaluannya. Aku tahu saat itu Neng Nadya ingin kehangatan. Apalagi hawa dingin AC di kamarnya membuatnya tampak kehausan. Tak lama kemudian kulihat tangan Neng Nadya mulai meraba-raba bagian selangkangannya dari luar gaun tidurnya yang sudah mulai awut-awutan dan menyingkapkan pahanya yang mulus. Aku jadi terangsang dan ingin melihat terus apa yang hendak dilakukannya. 

Saat sedang asyik-asyiknya memperhatikan tingkah laku anak perempuan majikanku itu aku dikejutkan oleh suara benda terjatuh dan ada bunyi 'krasak kresek'. Aku yang saat itu berada dalam kegelapan dapat dengan leluasa mengintai ke arah datangnya suara itu. Ohh.. Alangkah kagetnya aku. Aku melihat ada Empat orang yang mengendap endap akan masuk ke rumah ini. Mereka telah melompati pintu pagar dan sedang berjalan ke arah rumah. Sebagai seorang bekas tentara yang telah banyak pengalaman di medan perang, aku lalu menuju arah suara itu dan dengan samuraiku aku bacok si penjahat itu tanpa tanya lagi. Mereka meringis kesakitan dan minta ampun padaku. Mereka akhirnya lari dan berusaha menghindar dari kejaran masyarakat yang tahu akan tindakan mereka. Malam itu akhirnya rumah majikanku ini selamat dari upaya pencurian dan perampokan. Majikanku Nadya akhirnya terbangun dan keluar rumah menemuiku. Aku pun menerangkan kejadian yang sesungguhnya dengan lengkap. Ia pun akhirnya berterima kasih dan minta aku untuk menyelesaikan masalah itu dengan aparat terkait malam itu. 
Baca Cerita seru lainya Nikmatnya Pelukan Rina

Berita Sex Majikan Butuh Belain

Setelah memberikan laporan secukupnya, malam itu pun aku pulang ke rumah dan disambut majikanku Neng Nadya, yang saat itu mengenakan baju kimono tidur. Ia amat mengkhawatirkan keadaanku malam itu. Iapun telah sempat menelepon suami dan kedua orang tuanya. Dan akupun lalu ditelepon suami dan kedua orangtua Nadya agar bisa menjaga Nadya dengan hati hati. Sempat aku lihat wajah kecemasan di rona muka Nadya malam itu. Wajahnya yang putih bersih itu terlihat takjub dan khawatir, namun dengan lambat aku terangkan kepadanya supaya jangan cemas seperti itu. Malam itu pun lalu kami tidak tidur dan hanya berbicara saja di ruang tamu rumah besar itu. Neng Nadya kelihatan masih shock atas kejadian itu dan akupun tidak sampai hati meninggalkannya sendirian di ruang tamu malam itu. Aku menemaninya dan sesekali mataku yang nakal mencuri-curi pandang ke arah sekujur tubuhnya yang terbalut kimono tidur saat itu. Mata nakalku sempat memperhatikan gundukan bukit dadanya yang sekal dan berukuran Tiga puluh empat B hingga amat menggodaku. Aku tahu nomor itu karena saat mencuci dan menjemur aku sempat melihatnya dengan seksama jenis dan wangi celana dalam Neng Nadya. "Neng.. Sudah malam tidur aja dulu.. Biar Mamang jaga di sini" kuanjurkan Neng Nadya agar segera tidur karena waktu sudah hampir pukul Tiga pagi. "Ahh.. Enggak Mang.. Nadya masih takut dengan kejadian tadi! Mamang mau kan jagain Nadya di kamar" pinta Neng Nadya dengan wajah yang masih nampak pucat. "Wahh.. Mamang enggak berani lancang neng.." aku terkejut dan spontan menolak karena enggak enak harus masuk kamar majikanku ini. "Enggak apa-apa kok Mang.. Soalnya aku takut sendirian.." katanya memelas. Aku jadi tidak tega melihatnya. 

Entah kenapa malam itupun aku diajaknya ke kamarnya untuk sekedar berbincang bincang. Katanya ia masih takut dan trauma. Jika saja ada suaminya ia mungkin tidak akan mengizinkan aku ke kamarnya. Namun hal tabu yang slalu aku jaga slama ini malam itu luntur. Aku masuk ke kamarnya yang dingin dan harum semerbak itu sekedar hanya untuk menemani anak majikanku itu. Dengan sedikit berdebar aku mengikuti Neng Nadya masuk ke kamarnya dan duduk di kursi yang ada di kamar Neng Nadya. Niat isengku mulai timbul saat kulirik tubuh Neng Nadya yang sintal terbaring indah di tempat tidurnya. Dengan sedikit kurang ajar aku mulai berusaha mempengaruhi jiwa dan mental putri majikanku itu dengan cerita cerita seram tentang perampokan dan horor. Sebagai wanita yang hanya seorang diri malam itu tentunya ia merasa takut dan amat membutuhkan bantuanku. Neng Nadya tidak jadi tidur dan semakin merasa ketakutan. Ia memintaku menemaninya duduk di atas tempat tidurnya. Inilah saatnya insting kelelakianku bermain. Dengan tambahan cerita seram akhirnya dengan tanpa paksaan Neng Nadya aku raih dan kupeluk malam itu di kamarnya. Ia yang menganggapku sebagai orangtuanya hanya mandah saja saat tubuhnya kudekap di atas tempat tidurnya. Aku yang sudah banyak makan asam-garam sebagai laki-laki tidak terlalu sulit untuk menundukkannya. Dengan terus menceritakan hal-hal seram, tanganku mulai mengelus lengan Neng Nadya. Aku tahu Neng Nadya sudah mulai tunduk dan takluk padaku. Hal ini kuketahui dari berdirinya bulu-bulu lembut di lengannya saat kuraba. Nafas Neng Nadya pun mulai memburu. Aku mulai memberanikan diri mencium leher bagian belakang telinga Neng Nadya. Tubuhnya mulai sedikit bergetar atas ciuman dan rangsangan di wilayah peka tubuhnya yang mulus itu. Aku tahu saat itu Neng Nadya sedang membutuhkan belaian laki laki. Namun Neng Nadya memang wanita dan seorang istri yang baik. Ia tidak begitu saja larut akan alunan gairah yang aku pancarkan saat itu. Ia berusaha menolakku dan melepaskan pelukanku. Namun malam itu apalah daya seorang wanita seperti Neng Nadya dibandingkan aku yang bekas prajurit dan memiliki pengalaman yang lumayan di saat perang. Aku tak mau mangsa yang sudah di depan mata terlepas begitu saja. Aku harus menuntaskannya. Karena kalau tidak maka habislah riwayatku. Aku harus mampu menundukannya. Neng Nadya yang menggeliat berusaha melepaskan pelukanku, semakin kupeluk erat. Tanganku semakin berani mengelusnya. Kali ini tanganku mengelus perutnya tepat di atas selangkangannya. Mulutku yang sedang menciumi bagian belakang telinganya semakin liar bergerak turun ke lehernya. Bulu kuduknya telah berdiri semua. 
Baca Cerita seru lainya Nikmatnya Pelukan Rina

Berita Sex Majikan Butuh Belain

Tubuhnya semakin menggelinjang dalam pelukanku. Lalu dengan sedikit paksaan, kurebahkan tubuh Neng Nadya dan mulai kutindih dan kucumbu. Tubuhku yang menindih tubuh Neng Nadya segera menekan bagian selangkangannya. Kedua kakinya kupentangkan lebar-lebar sehingga aku semakin leluasa menempatkan tubuhku di antara kedua pahanya. Batang kemaluanku yang sudah mulai mengeras menempel ketat ke selangkangan Neng Nadya yang hangat itu. Aku yang sudah sangat lama tidak melakukan hubungan badan semakin tak terkendali. Mulutku dengan rakus segera menyerbu gundukan bukit payudara Neng Nadya dari luar kimono tidurnya. Puting payudaranya yang mulai mengeras di balik beha-nya segera saja menjadi santapan mulutku yang rakus. "Ohh.. Mmaangg.. Jangg.. Annhh" Neng Nadya merintih memohon agar aku menghentikan gerakanku. Namun aku yang sudah kesetanan tak mau berhenti begitu saja. Tanganku yang liar segera bergerak ke bawah dan menyingkap kimononya dan mengusap-usap pahanya bagian dalam yang sangat mulus. Tanganku terus merayap ke atas dan akhirnya mulai mengelus-elus gundukan di balik celana dalam Neng Nadya yang sudah mulai basah. Aku tahu Neng Nadya sudah mulai terangsang. Walaupun mulutnya bilang jangan, namun aku tahu ia tak mungkin dapat menghentikanku. Tanganku segera menyusup ke balik celana dalamnya yang tipis dan mulai meraba rambut di selangkangan Neng Nadya. Tanganku segera menyentuh cairan lendir hangat yang mulai membasahi selangkangannya. Aku yang sudah sangat berpengalaman dalam hal ini segera saja mencari-cari tonjolan di sela-sela lubang kemaluan Neng Nadya. 

Karena disitulah titik kelemahan wanita. Jari tanganku segera mempermainkan tonjolan daging kecil di celah lubang kemaluan Neng Nadya yang sudah sangat licin dan basah. Mulut Neng Nadya tidak lagi menolakku. Tubuh Neng Nadya semakin bergetar saat jariku yang lincah bergerak memutar-mutar di atas tonjolan daging di sela-sela lubang kemaluannya. Napas Neng Nadya semakin megap-megap. Pantatnya mulai terangkat sehingga bukit kemaluannya semakin ketat menempel batang kemaluanku yang semakin mengeras. Tak berapa lama kemudian Neng Nadya merintih panjang. Tubuhnya berkelojotan di bawah tindihanku. Aku tahu Neng Nadya sudah orgasme atas permainan jari-jariku yang sudah berpengalaman. Namun aku terus saja meneruskan permainan ini. Tanganku tetap meremas dan meraba bukit kemaluannya selama beberapa saat. Kemudian tanpa perlawanan berarti dari Neng Nadya aku berhasil membuka seluruh kain penutup tubuhnya hingga Neng Nadya telanjang bulat dalam pelukanku. Pemandangan yang sangat indah segera terpampang di depan mataku. Tubuh Neng Nadya yang sangat mulus benar-benar membuat jakunku naik turun. Kedua belah payudaranya yang putih sangat mengkal dihiasi dua puting yang masih berwarna kemerahan sangat menggairahkan. 

Perutnya tampak masih sangat rata karena memang belum pernah melahirkan, jadi belum ada guratan sama sekali. Pinggulnya yang lebar sangat serasi dengan pinggangnya yang ramping. Dan yang paling membuat mataku terbelalak adalah guratan kecil berwarna merah yang melintang di tengah-tengah gundukan bukit membusung di kemaluannya yang lebat ditumbuhi rambut. Lalu tanpa membuang waktu aku segera melepas kaus bututku dan memerosotkan celana kolorku hingga aku pun telanjang bulat. Aku segera menindihnya dan menggangkankan kedua kakinya lebar-lebar. Batang kemaluanku yang sudah mengeras menempel ketat di selangkangan Neng Nadya yang hangat. Mulutku segera menyergap kedua bukit payudaranya yang indah itu dengan rakus. Kali ini tanpa dihalangi kain beha dan kimono lagi. Lidahku segera menjilat kedua bukit payudara Neng Nadya yang putih kenyal itu bergantian. Bibirku mengulum puting payudaranya yang mencuat. Hal ini membuat mulut Neng Nadya mendesis-desis seperti orang kepedasan. Tubuhnya mulai menggelinjang hingga aku merasa betapa batang kemaluanku yang menempel ketat di selangkangannya mulai tergesek-gesek daging hangat dan licin karena sudah sangat basah. "Amm.. punhh Maangg.. jaangg.. aannhh.. Maangg.. ouchh.." desis Neng Nadya antara menolak dan pasrah. Aku tak peduli. Dalam benakku hanya ada tekad untuk menuntaskan hasratku. Aku tak peduli apapun juga. Biarlah urusan dipikir belakangan! Yang penting tembak duluan! Ayo blehh sikaatt! Demikian setan telah menari-nari membujukku untuk menuntaskan napsuku. Mulutku yang rakus terus menyusuri seluruh permukaan tubuh Neng Nadya. Dari kedua puting payudaranya yang semakin keras, mulutku bergeser ke samping ke arah ketiak Neng Nadya yang bersih tanpa ditumbuhi rambut satu helai pun! Rupanya ia rajin mencabuti bulu ketiaknya hingga tampak bersih. Lidahku segera menjilat-jilat ketiaknya dengan gemas. 
Baca Cerita seru lainya Nikmatnya Pelukan Rina

Berita Sex Majikan Butuh Belain

Tubuh Neng Nadya semakin menggerinjal. Desahan tak henti-hentinya keluar dari bibirnya semakin memberikan tambahan nafsu kepadaku. Dari ketiak, mulutku terus bergeser turun menyusuri tulang rusuk Neng Nadya hingga ke pinggangnya yang putih bersih. Lidahku terus menyapu-nyapu seluruh permukaan pinggangnya dengan diselingi sesekali menyedotnya kuat-kuat hingga tubuh Neng Nadya terhenyak. Aku semakin gemas menyedot-nyedot saat mulutku sampai ke bagian bawah perut Neng Nadya yang rata dan langsing itu. Rambut-rambut halus nampak menumbuhi perut bagian bawah Neng Nadya yang semakin ke bawah semakin melebat. Lidahku menyapu-nyapu bagian perut di antara selangkangannya dengan pangkal pahanya. Tercium aroma khas perempuan! Sungguh sangat merangsang. Rupanya Neng Nadya sangat menjaga kebersihan kawasan pribadinya ini , memang malam itu menjadi pengalamanku yang cukup berharga dan tidak dapat kulupakan sepanjang masa .. aku pun sering membayang bayangkan kejadian itu di setiap akub termenung sendiri , aku sungguh tidak percaya pada malam itu hal seperti itu bisa terjadi tapi mau gimana lagi kejadian seperti itu sudah terjadi yaa aku buat pengalaman sajalah sampe jumpa dan sampe bertemu kembali .

cerita dewasa kumpulan cerita sex blowjob handjob cerita sex dewasa cerita seks dewasa, tante girang daun muda pemerkosaan cerita seks artis cerita sex artis cerita porno artis cerita hot artis cerita sex cerita selingkuhan cerita kenikmatan cerita bokep cerita ngentot cerita hot bacaan seks cerita Kumpulan Cerita Seks onani dan Masturbasi cerita seks tante blog cerita seks seks sedarah seks cerita 17 tahun cerita bokep cerita biru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar