Cerita Porn, Cerita Porno, Cerita Dewasa, Cersex Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Mesum, Cerita Sex, Cerita Lesbian, Cerita birahi, Cerita Hot, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Ganas, Cerita Seksualitas, Cerita Bispacx Terbaru.
Berita Sex Sekretaris Pembawa Nafsu
Baca cerita seru lainnya Penikmat Tubuh Sexi
Pertama tama perkenalkan nama saya Hendi saya bekerja di bidang ekspor impor, di perusahaan tersebut saya memiliki sebuah jabatan yang cukup membuat iri bagi rekan kerja saya di perusahaan tersebut.Dalam umur Dua puluh tujuh tahun saya sudah menjabat kedudukan sebagai Direktur utama di perusahaan tersebut. Mesipun demikian, saya masih tak ingin mencari calon istri. Saya masih ingin merasakan kehidupan saya sebagai laki laki lajang yang sukses dengan segala apa yang saya miliki. Segala yang saya inginkan dapat dengan mudah saya miliki.
Saya tinggal disebuah perumahan yang cukup elite untuk warga Surabaya yang mengetahuinya. Menteng.
Sesehari dirumah hanya di temani oleh dua pembantu yang mengurusi segala kebutuhan saya sehari hari.
![]() |
Sekretaris Pembawa Nafsu |
Mungkin kriteria saya dalam memilih seorang sekretaris sama dengan banyak laki laki lajang pada umumnya di kota Surabaya ini. Kecantikan adalah utama, kulit putih bersih, paras yang ayu, serta mungkin kemolekan atas lekuk tubuhnya.
“Iya… masuk. Terdengar ketukan diluar pintu ruangan saya.
“Maaf pak. Apakah bapak mau memulai untuk menyeleksi calon sekretaris.
“Hmmm… suruh masuk. Perintah Hendi tanpa menoleh kepada bawahannya.
Beberapa saat kemudian terdengar kembali suara ketukan di pintu ruangan tersebut.
“Masuk…”
“Siang pak…”
“Hmmm… silahkan perkenalkan siapa kamu. Sahut Hendi tanpa terlalu memperdulikan kehadiran calon pelamar tersebut di hadapannya yang masih berdiri. Saat itu Hendi memang sedang asik membaca berita berita
“Tolong sebutkan nama kamu… umur kamu… sekarang kamu tinggal dimana… dan apa pendidikan terakhir kamu serta dari universitas mana. Tanya kembali Hendi yang tak memperdulikan wanita yang kini duduk di depan mejanya.
“Nama saya Irene Pradipta, saat ini saya berusia Dua satu tahun. Saya tinggal di perumahan Jatinegara Kaum, Surabaya Timur. Saya merupakan Lulusan D3 jurusan sekretaris pada universitas Swasta di surabaya. Jawab Irene dengan lancar tanpa merasa gugup bila sedang interview.
Saat itu Irene mengenakan baju yang sungguh menawan. Blazer hitam dipadu kemben putih tanpa memakai Bra yang menahan buah dada yang berukuran 36B hingga terlihat jelas sekali terbentuk puting susunya pada pakainannya. Rok ketat pendek yang memamerkan kemulusan kulit pahanya yang putih, seakan memancing setiap tangan untuk menjamah serta merasakan kehalusannya. Dengan postur tubuh sekitar Seratus tujuh puluh cm yang cukup tinggi bagi wanita seperti Irene. Terkadang banyak sahabatnya yang bertanya kepadanya, mengapa ia lebih memilih untuk menjadi seorang sekretaris dibandingkan menjadi seorang model karena Irene memiliki segala kriteria seorang model papan atas. Paras wanita indo antara Belanda-Jawa. Bola mata coklat dipadu dengan Rambut berombak merah bata sepunggung, kulit putih bersih. Memiliki leher yang jenjang, dengan sedikit rambut halus yang tumbuh di lehernya. Lekukan tubuh yang mengiurkan setiap mata yang memandang. Seakan akan mengundang terjangan setiap laki laki yang memandangnya bila sedang berjalan. Memang selama ini Irene sangat menjaga kebugaran tubuhnya dengan erobik rutin di sebuah gym Selebritis Fitnnes dibilangan Kelapa Gading, Surabaya Utara.
Sepintas Hendi tertuguh dengan hadirnya bidadari yang berdiri dihadapannya saat itu.
Tatapannya bagaikan menelanjang Irene, menatap dan menilai setiap lekukan tubuh Irene saat itu.
“Pak… apakah ada yang salah dengan pakaian yang sekarang saya kenahkan. Apakah bapak kurang berkenan dengan pakaian ini. Tutur Irene setelah menyadari tatapan Hendi yang menatapnya dari ujung kaki hingga ujung rambut.
“Ooh… tidak tidak ada yang salah, hmmm… saya suka dengan penampilan kamu… apakah kamu sudah berkeluarga saat ini. Tanya Hendi yang ingin mengetahui status pelamarnya saat itu.
“Belum pak… Saat ini saya ingin memfokuskan untuk karier saya, oleh karena itu saya tidak ingin menjalin sebuah hubungan dengan siapapun. Jawab Irene dengan menundukkan wajahnya menatap ke bawah karena malu atas pertanyaan itu. Atau mungkin karena malu atas tatapan Hendi yang terus menatapnya.
“Selain kemampuan dibidang kesektretarisan. Kamu memiliki kemampuan apa lagi. Mungkin ini agak mengherankan, namun ini sebetulnya sangat diperlukan sekali bagi seorang sekretaris saya.
“Hmmm… dilain bidang kesekretarisan… mungkin saya juga bisa memberikan sesuatu yang lebih untuk bapak… namun bila bapak juga mengingginkannya.
Berita Sex Sekretaris Pembawa Nafsu
Baca cerita seru lainnya Penikmat Tubuh Sexi
Perlahan Irene berjalan mendekati tempat Hendi, dengan menampilkan paras muka nakalnya Irene membuka retsleting celana Hendi dan mengeluarkan naga saktinya keluar dari sarangnya. Di genggamnya batang kemaluan Hendi dengan jari jari lentiknya. Perlahan dikocok kocok batang kemaluan itu naik turun seirama. Sesekian detik kemudian naga yang tertidur itu terbangun dan mengeliak dengan urat urat yang menonjol di tubuhnya.Dengan lidah nakalnya Irene memulai permainannya dengan menjilat kepala kemaluan yang ia genggam itu. Memasukkan kemaluan Hendi dengan diameter cukup besar dan panjangnya sekitar Dua puluh sentimeter itu ke dalam mulutnya. Dengan lahap Irene menelan habis batang kemaluan itu. Mengoral dengan menaik turunkan sambil tangan sebelah kanannya membelai kantung kemenyan Hendi.
Merasa kemaluannya sedang di oral oleh Irene dengan nikmatnya, tangan sebelah kanan Hendi pun turun mencari bongkahan buah surga yang menjulang mengemaskan ke dalam genggaman tangannya yang kekar berotot itu.
Merasa tak ingin sensasi ini terganggu, Hendi melepaskan genggaman buah dada Irene yang kini telah mengelantung di luar baju dalamnya dan mengapai telphonenya serta memberitahukan bawahannya bahwa untuk saat ini ia tak ingin diganggu serta memberitahukan bahwa ia telah menerima Irene sebagai sekretarisnya yang baru. saat ini ia memberitahukan juga bahwa ia sedang memberikan tugas kepada Irene tentang tugas tugasnya sebagai sekretarisnya.
Setelah menaruh kembali gagang telphone tersebut Hendi kembali mencari mainannya yang tadi sempat tertunda.
Kemudian Irene melepaskan kulupannya dan menanyakan kemungkinan apakah Hendi mengingginkan sensasi yang lebih dari permainan ini dan yang merupakan tanda terima kasih karena ia telah diterima untuk berkerja di perusahaan ini.
Irene duduk di atas meja kerja Hendi dan merenggangkan kedua kakinya tepat dihadapan Hendi yang menampilkan celana dalam putih dengan model renda.
Menurunkan celana dalam berendanya yang membungkus lipatan gundukan daging montok itu dihadapan Hendi yang mulai terpanah dengan pemandangan yang kini ia saksikan.
Tak ingin berlama lama memandangnya. Hendi langsung memendamkan kepalanya di dalam selangkangan Irene dan melahap harumnya liang kemaluan Irene yang terawat itu. Ternyata selain merawat kebugaran tubuhnya. Irene juga tak lupa merawat liang kewanitaannya dengan segala ramuan ramuan tradisional yang berasal dari ibunya yang keturunan orang Jawa.
Keharuman terpancar di dalam selangkangannya, memberikan sejuta rangsangan terhadap Hendi.
“Sshhhhh…” rintih Irene mendahakkan kepalanya menatap ke atas menikmati setiap jengkal jilatan Irawan terhadap vaginanya.
Sluup… sluup… terdengar suara jilatan Hendi yang sedang menikmati.
“Sssshhh…. Pak. Ooohh…. erang kembali Irene saat Hendi memainkan klitorisnya dan mengigit halus serta menekan nekan kepala Hendi tanpa memperdulikan bahwa Hendi adalah atasannya saat itu.
Jilatan demi jilatan menjelajahi vagina Irene, hingga tak sanggup lagi Irene menahan lebih lama rasa yang ingin meledak didalam dirinya.
Nafas yang makin memburu… sahut menyahut didalam ruangan yang cukup besar itu. Beruntung ruangan Hendi kedap suara, jadi tak kwatir sampai terdengan oleh karyawannya di luar sana.
Beberapa menit kemudian Irene mengejang sambil mendesah keras serta meluruskan kedua kakinya yang jenjang itu lurus tepat di belakang kepala Hendi yang sedang terbenam menjilati bongkahan vagina Irene. Akhirnya Irene mencapainya dengan keringat disekujur tubuhnya. Meskipun ruangan tersebut Full AC namun Irene masih merasa kepanasan di sekujur tubuhnya saat itu. Mungkin karena pengaruh hawa nafsu yang kini menjalar didalam dirinya atas rasa yang barukali ini ia dapatkan.
Masih dengan posisi Irene duduk di atas mejanya. Hendi membuka seluruh celana serta celana dalamnya dan membebaskan sepenuhnya naga sakti yang ia banggakan itu.
Menyadari hal itu Irene menaikan lebih tinggi Rok ketatnya hingga ke pinggangnya yang ramping dan merenggangkan kedua pahanya yang siap akan dinikmati oleh atasan barunya.
Hendi mengenggam batang kemaluannya dan mengosokannya diantara bibir vagina Irene yang telah basah bercampur liur Hendi dan mani Irene yang tadi keluar.
Perlahan Hendi menekan kepala kemaluannya ke dalam vagina Irene yang menantang ingin segera di ganjal oleh batang kemaluaan besar berurat Hendi. Vagina yang hanya dihiasi bulu bulu halus berbentuk V diatas liangnya. Semakin membuat gemas Hendi yang memandangnya. Dengan dibantu Irene yang membuka kedua pahanya semakin lebar, mempermudah kemaluan Hendi untuk segera menerobos masuk.
Berita Sex Sekretaris Pembawa Nafsu
Baca cerita seru lainnya Penikmat Tubuh Sexi
“Pak… plan… pelan Pak. Sakit. Ujar Irene ketika merasakan mahkota keperwanannya ini akan segera dilahap oleh atasannya. Dengan mimik muka Irene yang mengigit bibir sensualnya.“Tahan sebentar yah… setelah ini kamu akan merasakan sebuah sensasi yang tak mungkin kamu dapatkan ditempat lain selain dengan saya.
Irene hanya mengangguk kecil kepada Hendi yang melanjutkan dorongannya untuk segera mendobrak pintu surganya yang masih rapat tertutup itu.
Dengan kedua tangan yang memegang kedua sisi meja Hendi, Irene menahan dorongan Hendi yang terus berusaha.
Akhirnya usahanya membuahkan hasil. Kepala kemaluannya memasuki vagina Irene perlahan lahan dan semakin dalam. Setelah terasa seluruh dari batang kemaluannya masuk semua. Hendi tak langsung menariknya kembali. Sesaat didiamkan dulu batang kemaluannya didalam vagina sempit Irene yang perawan itu. Menikmati remasan remasan otot vagina Irene terhadap batang kemaluannya.
Sensasi wajah Irene yang menahan sakit yang dirasakan semakin membuat Hendi semakin meluap birahinya untuk lebih lanjut menyetubuhi Irene.
Pelan pelan Hendi menarik kembali batang kemaluannya dari dalam vagina Irene dan hanya menyisakan kepalanya saja dan kembali menekan masuk terus dan berulang ulang hingga Irene merasakan birahinya kembali bangkit bersamaan dengan gesekan gesekan yang dibuat oleh Hendi kepada liang kewanitaannya.
“Pak… lebih cepat dong pak dorongannya. Ujar Irene meminta agar Hendi semakin cepat memompa vaginanya.
Setiap tekanan yang dilakukan Hendi terhadap vagina Irene, mengakibatkan klitorisnya ikut tergesek dan menimbulkan sensasi nikmat yang begitu indah.
Merasa Vagina Irene telah dapat menerima kehadiran batang kemaluannya yang besar ini, maka pompaan Hendi pun semakin genjar keluar masuk kedalam vagina Irene.
Tak terasa pergumulan ini berlangsung selama Tiga puluh menit lamanya. Hingga Irene telah keluar sebanyak 4 kali.
“Pak… sssshhh…. please pak… nikmatnya batang kemaluan bapak ini. Trus pak…. desah Irene semakin mengila atas rasa yang ia dapatkan ini.
“Paaaakkk… Irene tidak kuat lagi…. Aaakkkhhh…”
Mendengar seruhan Irene yang sedikit lagi mencapai puncaknya, maka Hendi pun tak ingin lebih lama lagi. Kali ini Hendi ingin mengakhiri dengan bersama sama.
“Tahan sebentar Sarah… kita sama sama keluarinnya. Jangan dikeluarin dulu… tahan. Perintah Hendi yang semakin genjar memompa vagina Irene yang tak memperdulikan perih yang dirasakan Irene pada bibir vaginanya yang semakin memerah itu.
Akhirnya….
“Aaaakkkhhh… Saaaarrraaah. Erang Hendi yang bersamaan dengan erangan Irene pada saat itu memanjang sambil saling berpelukan dalam dekapannya masing masing.
Seusai persenggamahan mereka. Irene bergegas mengenakan seluruh pakaiannnya dan merapikan pakaian yang agak lesuh itu karena pergumulannya dengan Hendi atasan barunya. Tak lupa Irene mengambil secarik Tissue basah dari tas kecilnya dan membersihkan vaginanya dari bekas bekas sperma yang di muncratkan Hendi didalam liang kewanitaannya.
Sepulang kerja Hendi menawarkan untuk mengantar sekretaris barunya Irene pulang ke rumahnya yang berada di perumahan Jatinegara Kaum, Surabaya Timur.
Setibanya Irene dan Hendi didepan rumahnya. Irene dikejutkan dengan hal yang membuat Irene untuk meninggalkan Hendi sendiri dirumahnya bersama dengan adiknya Rani. Kepergian Irene yang tiba tiba itu dikarena ada salah satu keluarganya yang sakit keras malam itu juga.
Dan Irene tak sungkan meminta pertolongan Hendi untuk menunggunya di rumahnya bersama Rani adiknya yang masih kuliah di Universitas Gunadarma. Karena mereka hanya tinggal bertiga di rumah itu, sedangkan ayahnya Irene telah meninggal dunia sekitar 4 tahun yang silam. Bersama dengan ibunya yang kini menjanda.
Dengan spontan Hendi menawarkan Irene untuk menggunakan mobil Jaguarnya untuk menemani ibunya ke rumah saudaranya malam itu. Tawaran Hendi pun tak sia sia kan. Irene bersama ibunya berangkat menuju rumah saudaranya yang berada cukup jauh daritempat tinggalnya dengan mengunakan mobil Jaguar yang Hendi tawarkan.
Kecantikan Rani tak kalah dengan kecantikan kakaknya. Paras muka Rani mungkin dapat dikatakan lebih menawan dan mempesona dibandingkan dengan kakaknya Irene. Dengan kulit yang sama putih serta berambut hitam lurus sebahu, dihiasi bibir dan mata yang menantang laki laki disekitar komplek perumahannya. Postur tubuh Rani lebih pendek dibandingkan dengan kakaknya. Sekitar Seratus enam puluh lima cm dengan sepasang buah dada berukuran 36 C lebih besar diatas kakaknya. Sepasang bongkahan pantat menawan yang dipadu dengan pinggulnya yang langsing.
Postur tubuh Rani membuat Darah muda Hendi kembali terbakar setelah mengetahui kemolekkan tubuh adik Irene ini.
Berita Sex Sekretaris Pembawa Nafsu
Baca cerita seru lainnya Penikmat Tubuh Sexi
“Mimpi apa aku kemarin malam… hingga hari ini aku dikelilingi oleh bidadari cantik seperti Irene dan Rani. Sungguh beruntungnya diriku hari ini. Kata Hendi dalam hatinya. Ketika merasa keberuntungan berpihak kepadanya saat ini. Pertama mendapatkan seorang sekretaris secantik Irene serta mendapatkan kenikmatan menyetubuhi Irene siang tadi didalam ruangannya.“yuk masuk… kita tunggu mama dan kak Irene didalam saja. “Oh yah, perkenalkan nama saya Rani, umur saya Dua puluh tahun nanti bulan depan.
“Nama saya Hendi Direktur disalah satu Perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang ekspor impor. Sekaligus merupakan atasan baru kakakmu Irene. Panggil saja kak Hendi. Ujar Hendi buru buru karena belum sempat memperkenalkan namanya sebari tadi karena ocehan Rani wanita yang membuat mata Hendi terus terpanah dengan goyangan pantatnya ketika berjalan tepat dibelakangnya.
“Oh… jadi boss baru kak Irene yah… wah kak Irene beruntung sekali yah memiliki boss yang baik hati serta tampan seperti kak Irwan…” “Anita juga mau bila nanti kerja memiliki boss setampan kakak Hendi. Ujar Rani yang panjang lebar.
“Kak… sebentar yah, Rani mau menyegarkan badan Rani dulu. Bau nih, seharian kena terik matahari. Kak Hendi kalau mau minum ambil saja sendiri, jangan malu malu anggap saja seperti rumah kakak sendiri. Kata Rani sambil memainkan matanya yang nakal ke arah tatapan Hendi.
Gila sungguh mengiurkan tubuh Rani adiknya Irene ini. Beruntung sekali bila ada pria yang akan menjadi kekasihnya kelak nanti. Tak kalah dengan kakaknya Irene.
Merasa haus… Hendi berjalan mencari kulkas untuk mengambil sebotol minuman ringan menghapus dahaganya.
Sambil kembali duduk di sofa ruang tamu keluarga Irene. Hendi kembali dikagetkan dengan kehadiran Rani yang hanya mengenahkan gaun tidur putih tipis tiga jari dari lututnya, samar samar menampakkan seluruh lekukkan tubuhnya dibalik gaun yang seksi itu.
Begitu indah pemandangan yang sekarang Hendi saksikan, sayang bila matanya harus mengedip meski hanya sekejap. Rani mengunakan gaun putih dengan celana dalamnya hitam model G-String dipadu dengan Bra berwarna hitam segitiga yang hanya menutupi puting susunya saja.
Tak terasa naga yang bersembunyi didalam celana katun Hendi kembali mengeliak dengan hebat hingga membentuk tonjolan yang cukup besar pada luar celananya.
“Loh kok malah bengong sih… apa ada yang salah yah dengan baju tidur yang Rani pakai ini atau mungkin kakak kurang menyukainya. Ujar Rani setelah melihat tatapan Hendi yang kaget melihatnya keluar dari dalam kamarnya yang masih dengan rambutnya yang masih basah karena mandi tadi.
“Tidak… tidak ada yang salah dan saya suka kok dengan gaun tidur kamu… hanya saja hhhmm” jawab Hendi dengan gugup karena tertangkap basah melihat kearah buah dadanya serta ke arah selangkangannya.
“Hanya saja… apa? Kok diam sih. Atau mungkin karena kakak kaget malihat Rani mengenahkan gaun tidur dengan dalamanya yang terlihat jelas yah. Sahut Rani sambil mengoda Hendi yang merasa malu karena melihatnya begitu seksi.
Dengan agak gugup Hendi menjawab “Hanya saja kamu terlihat begitu sangat dewasa di bandingkan dengan saat kamu mengenakan kaos dan celana jeans. Tutur Hendi.
“Trus setelah itu…”
“Trus kamu juga sangat seksi sekali mengenahkan gaun tidur itu. Kakak sangat mengagumi keindahan tubuhmu.
Tiba tiba deringan Handphone Rani berbunyi. Ternyata yang menelphone itu adalah kakaknya. Irene.
“Hallo… kenapa Kak Irene. Sahut Rani menjawab panggilan itu.
“Anita. Mungkin kakak tidak bisa pulang malam ini karena paman ternyata sedang mengalami pendarahan, saat ini paman sedang dirawat intensif dirumah sakit RSCM, Salemba. Kak Hendi masih disana tidak? Suruh saja ia menginap dirumah kita, karena hari semakin malam dan mustahil ada taksi yang berkeliaran jam segini. Kak Hendi nanti persilahkan saja untuk tidur di kamar kakak saja. Ujar Irene memberitahukan bahwa ia serta ibunya tak dapat pulang malam ini.
“Iya… kak Hendi masih disini sedang ngobrol dengan Rani. Jawab Rani kembali.
“Anita ingat yah… kak Hendi adalah milik kakak. Jadi jangan kamu sekali kali berbuat yang bukan bukan terhadapnya malam ini. Ingat pesan kakak yah. Ancam Irene yang memfokuskan pembicaraannya untuk tidak mengusik kehadiran Hendi malam ini disaat ia tak ada disana.
“Oke boss… bagi bagi dong kalau punya cowok setampan ini kak…” ejek Rani kepada Irene di telphone.
“Awas kamu kalau macam macam yah…”
“Gimana… apakah Irene pulang malam ini…” Tanya Hendi yang ingin tahu apakah Irene pulang malam ini.
“Kak Irene tidak dapat pulang malam ini, dan kakak diminta untuk menginap saja disini dan tidur di kamarnya nanti malam. Ujar Rani sambil meletakkan Handphonenya di atas meja tamu setelah mengakhiri pembicaraan itu.
“Kak kayaknya ada sesuatu yang menonjol tuh di balik celana kak Irwan… kayaknya besar banget! sambil menhampiri Hendi yang duduk depannya dan duduk tepat disampingnya.
“Ah gak ini bisa lah… kalau liat wanita cantik bergaun tidur sexy serta transparan lagi… yah gini deh akibatnya. Gak bisa kompromi, minta jatah…” canda Hendi menutup malunya karena adik kecilnya menonjol dibalik celananya.
“Kayaknya kalau diusap usap sama tangan Rani mungkin bisa lebih besar lagi yah… ih jadi pengen nih liat itunya kak Hendi. Seru Rani sambil memegang batang kemaluan Hendi diluar celana panjangnya.
Karena merasa mendapatkan angin segar dari perbincangan yang mulai menjurus ke hubungan badan. Maka tak sungkan sungkan Hendi mulai meraba halus paha Rani yang putih mulus itu. perlahan namun semakin berjalan menuju titik temu nikmatnya.
Antara bibir Hendi dan Rani saling berpangutan, mendesah, nafas yang memburu karena nafsu yang menjadi.
Tak kala desahan Rani semakin menjadi saat tangan kekar Hendi mulai menyusup di balik celana dalam G-string yang dikenakan Rani. Mengorek… mencari dimana gerangan daging lebih tersebut… setiap gesekan yang dilakukan Hendi membuat Rani mendesah bagaikan setan kepanasan dengan mulut yang engap engapan layaknya manusia yang kekurangan oksigen.
Merasa tak ingin disaingi kegesitannya. Rani pun segera melancarkan serangannya. Membuka gesper yang melingkar pada pinggang Hendi dan menurunkan retsleting celana serta langsung membuka seluruh kain yang membalut bagian bawah Hendi.
Dengan posisi Rani berjongkok di bawah. Rani dengan bebasnya menikmati batang kemaluan Hendi bertubi tubi, layaknya seorang anak kecil yang sedang menemukan mainan barunya. Tak henti hentinya Rani mengulup kepala serta batang kemaluan Irwan… naik turun keluar masuk mulutnya.
Terasa sekali ngilu kepala kemaluan Hendi saat Rani mengesikkan batang kemaluannya pada sisi gigi rahangnya, kanan kiri dan terus bergantian.
Berita Sex Sekretaris Pembawa Nafsu
Baca cerita seru lainnya Penikmat Tubuh Sexi
“Gila nih cewek… kayaknya Rani lebih berpengalaman dibandingkan dengan kakaknya Sarah… pintar sekali ia mempermainkan batang kemaluanku… sungguh nikmat sekali, meski terkadang rasa ngilu bertubi datang namun nikmatnya gak bisa di utarakan dengan kata kata. Guyam Hendi dalam hati sambil menikmati setiap jengkal batang kemaluaanya di hisap oleh Rani.Lalu tak ingin akan berakhir sampai disini… Hendi menarik tubuh Rani dan disuruhnya mengangkang tepat di atas mukanya.
Dengan gencar Hendi menyapu vagina Rani yang sama sama nikmatnya dengan Irene. Namun vagina Rani seakan menebarkan bau yang sungguh membuat Hendi semakin gencar dan lahap menjilati liang kewanitaannya hingga setiap cair yang keluar dari sela bibir kemaluannya yang montok itu, tak dibiarkan sia sia oleh Hendi.
Dibukanya kedua belah bibir kemaluan Rani dengan jari telunjuk Hendi, kemudian dengan leluasa lidah Hendi bermain… berputar putar… dan menekan nekan menerobos liang kewanitaan Rani yang berwaran merah muda itu. sungguh rasa dan sensasi yang berbeda.
Merasa mereka berdua hampir sama sama akan sampai, maka di turunkan tubuh Rani yang semula mengangkang di kepalanya dan berjongkok tepat di atas batang kemaluannya yang tegang menunjuk ke atas tepat dibawah bibir vagina Rani berada.
Hanya dengan sedikit tekanan pada bibir vagina Rani. Batang kemaluan Hendi berhasil menerobosnya tanpa harus bersusah payah seperti vagina milik kakaknya Irene.
Sesaat ketika batang kemaluan Hendi telah tertancap penuh didalam vagina Rani.
“Uuuuhhh… kak. Mmmmhhh… nikmatnya punya kakak yang besar ini.
“Sssshhhh…. mmmmhhh… pantas kak Irene takut tinggalin kak Hendi sendiri di sini dengan Rani. Ternyata kak Irene tergila gila dengan punya kak Hendi yang sungguh perkasa ini…” ujar Rani sambil mengoyangkan pinggulnya maju mundur… berputar putar merangsang batang kemaluan Hendi yang mengaduk liang kewanitaannya.
“kalau begini nikmatnya… Rani mau selama 1 bulan nonstop dientot setiap hari sama kak Hendi yang ganteng dan perkasa ini. Goda Rani dengan bahasa yang mulai berbicara kotor. Layaknya pelacur yang haus akan sodokan sodokan kejantanan laki laki.
Kenyataannya ternyata Rani sudah tak perawan lagi seperti kakaknya Irene saat pertama kali Hendi menyetubuhinya siang tadi di dalam kantornya.
“uuuhh… kak… uuuuhh… kak. Gendong Rani kedalam. Please…” pinta Rani sambil mencium puting susu Hendi yang berbulu itu.
“Dengan senang hati sayang… kak akan memberikan kepuasan yang kamu inginkan. Asal kamu tak memberitahukan kepada kakak mu Irene. Sahut Irawan sambil berdiri dengan mengendong Rani di pangkuannya tanpa melepaskan batang kemaluannya keluar dari dalam vagina Rani.
Setiap gerakan langkah yang diambil oleh Hendi mengendong Rani menuju kamarnya. Desahan dan erangan Rani semakin menjadi karena hentakan hentakan yang diakibatkan oleh sodokan yang mementok hingga rahim Rani.
Namun sensasi yang begitu nikmatnya… begitu beringasnya Rani kala bersenggama dengan Hendi, tak sungkan sungkan Rani mengigit pundak Hendi hingga bertanda…
Hingga tiba pula didalam kamarnya… Hendi merebahkan tubuh Rani diatas ranjang springbednya dan menekukkan salah satu kaki jenjang mulus Rani ke atas dan yang satunya tetap di bawah. Dengan posisi ini batang kemaluan Hendi dapat dengan leluasa menhujam keluar masuk vagina Rani tanpa merasa terhalangi oleh bongkahan pantatnya yang bulat padat berisi itu.
“plak… plak… plak…” suara yang muncul ketika hentakan yang di lakukan oleh Hendi menyodok vagina Rani bertubi tubi.
“Kak… truuus… beri Rani kenikmata seperti kakak berikan buat kak Irene …”
“uuuhhh… kak. Nikmatnya. Uuuhhh…. erang Rani yang mengila sambil mencakar punggung Hendi.
Hendi tak memperdulikan Rani. Sekarang yang ada di pikirannya adalah mengalahkan Rani di atas ranjang. Hendi ingin merasa selalu perkasa diatas ranjang meski dengan wanita manapun, tentunya masuk kategori seleranya.
Seakan Hendi tak memberi ruang istirahat untuk Rani sesaat. Hendi terus menyodok batang kemaluannya tak henti henti… hingga Rani sendiri wanita yang haus akan seks ini merasa heran atas keperkasaan yang ada dalam diri Hendi.
Dengan postur tubuh yang tegap kekar, tinggi, tampan, serta memiliki kedudukan yang tinggi disalah satu perusahaan swasta.
Akhirnya Rani pun terkapar tak berdaya mengimbangi kekuatan seksual Hendi yang hingga saat ini masih terpacu menyetubuhinya tanpa merasa lelah sedikitpun.
“Kak… rani tidak tahan lagi… kak. Aaakkkhhh…. Rani sampai…. Erang Rani panjang yang menyatakan ia akan telah mencapai puncak kenikmatannya yang ke tiga semenjak pertama kali vaginanya di aduk aduk oleh tangan Hendi yang kekar itu.
Berita Sex Sekretaris Pembawa Nafsu
Baca cerita seru lainnya Penikmat Tubuh Sexi
Tak memperdulikan keadaan Rani yang telah lemas ditindih tubuhnya… Hendi tetap terus menhantam vagina Rani bertubu tubi… masuk keluar tak henti hentinya…Namun tak lama kemudian Hendi merasakan denyut denyut yang keras sekali pada pangkal kemaluannya. Lalu Hendi pun mencabut batang kemaluannya dari dalam liang vagina Rani dan sambil tetap mengocok kemaluaannya Hendi membimbing batang kemaluaannya ke mulut Rani dan memasukkan kemaluaannya hingga menumpahkan seluruh spermanya. Tak sedikitpun sperma yang tersisa atau tertumpah keluar dari mulut Rani. Karena Hendi menyuruh Rani untuk menikmati setiap tetes sperma yang keluar dari kemaluannya. Kalau tidak maka Hendi tak’kan mengulanggi persetubuhan ini lagi kepada Rani. Meski Hendi sendiri memiliki kelebihan dalam hal seks yang lama dengan lawan jenisnya.
Tak terasa Hendi melirik jam yang masih melekat di lengan tangannya. Hampir selama tiga jam persenggamahan mereka berlangsung. Kelelahan dan keletihan baru terasa .. setelah itu ia merebahkan tubuhnya di samping Rani yang tergulai lemas tampa sehelai benangpun. keesokan harinya aku terbangun dan tau tau di meja telah tersedia secangkir teh dan roti ternyata semua itu buatan rani yang di pagi tadi telah bangun lebih duluan.
cerita dewasa kumpulan cerita sex blowjob handjob cerita sex dewasa cerita seks dewasa, tante girang daun muda pemerkosaan cerita seks artis cerita sex artis cerita porno artis cerita hot artis cerita sex cerita selingkuhan cerita kenikmatan cerita bokep cerita ngentot cerita hot bacaan seks cerita Kumpulan Cerita Seks onani dan Masturbasi cerita seks tante blog cerita seks seks sedarah seks cerita 17 tahun cerita bokep cerita biru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar